Profil Desa Pakem
Ketahui informasi secara rinci Desa Pakem mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pakem, Gebang, Purworejo. Mengupas tuntas inovasi sektor perikanan darat, khususnya budidaya lele sistem bioflok, sebagai motor penggerak ekonomi baru yang bersinergi secara produktif dengan fondasi utama pertanian padi yang telah lama kokoh.
-
Pionir Diversifikasi Ekonomi
Berhasil mengembangkan sektor perikanan darat, terutama budidaya ikan lele, sebagai pilar ekonomi baru yang signifikan, secara efektif mengurangi ketergantungan mutlak pada hasil pertanian sawah.
-
Adopsi Inovasi dan Teknologi
Menjadi contoh dalam penerapan teknologi budidaya modern, seperti sistem kolam terpal dan bioflok, melalui Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen.
-
Sinergi Pangan Komprehensif
Mampu menciptakan sinergi produktif antara sektor pertanian (sebagai penghasil karbohidrat) dan perikanan (sebagai penghasil protein), yang secara langsung memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat desa.
Di tengah lanskap agraris Kecamatan Gebang yang didominasi hamparan padi, Desa Pakem muncul dengan narasi inovasi yang menyegarkan. Pemandangan sawah yang menguning kini bersanding harmonis dengan deretan kolam-kolam terpal bundar, menandai lahirnya sebuah pilar ekonomi baru yang menjanjikan: budidaya perikanan darat. Desa ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah komunitas pedesaan tidak hanya berpegang pada tradisi, tetapi juga berani melangkah maju, melakukan diversifikasi untuk menciptakan masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera.Nama "Pakem" yang dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai standar, pedoman, atau pegangan yang kokoh, seolah tecermin dalam karakter masyarakatnya. Mereka memegang teguh pakem kerja keras dalam bertani, namun di saat yang sama, mereka juga menciptakan pakem baru dalam berwirausaha melalui budidaya ikan. Profil Desa Pakem ialah kisah inspiratif tentang sebuah desa yang berhasil menambahkan "ekonomi biru" perikanan di atas fondasi "ekonomi hijau" pertaniannya, membangun sebuah model ketahanan ekonomi yang komprehensif dari dalam.
Geografi, Demografi dan Makna di Balik Nama
Desa Pakem terletak di wilayah Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, dengan kondisi geografis berupa dataran rendah yang kaya akan sumber daya air. Keberadaan jaringan irigasi yang terstruktur dengan baik tidak hanya menjadi berkah bagi lahan persawahan, tetapi juga menjadi modal utama bagi pengembangan sektor perikanan. Berdasarkan data administrasi, luas wilayah Desa Pakem yaitu sekitar 135 hektar atau 1.35 km².Secara administratif, Desa Pakem berbatasan dengan desa-desa tetangga sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Redin
Berbatasan dengan Desa Gintungan
Berbatasan dengan Desa Winonglor
Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Loano
Menurut data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Pakem tercatat sekitar 2.700 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 2.000 jiwa per km². Mayoritas penduduknya pada awalnya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, namun kini, semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan budidaya perikanan dan industri olahan turunannya.
Inovasi di Atas Air: Budidaya Perikanan sebagai Mesin Pertumbuhan Baru
Transformasi ekonomi Desa Pakem yang paling menonjol dalam beberapa tahun terakhir ialah pesatnya perkembangan budidaya perikanan darat. Memanfaatkan pekarangan rumah dan lahan-lahan yang kurang produktif, warga mulai membangun kolam-kolam ikan, dengan komoditas utama yang paling banyak dikembangkan adalah ikan lele. Pilihan ini sangat strategis, mengingat lele memiliki siklus panen yang cepat, daya tahan tinggi, dan permintaan pasar yang selalu stabil.Kunci keberhasilan sektor ini terletak pada semangat kebersamaan yang terwadahi dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Melalui Pokdakan, para pembudidaya saling berbagi ilmu, mengatasi masalah bersama, dan melakukan pembelian pakan serta penjualan panen secara kolektif untuk mendapatkan harga yang lebih baik.Lebih dari itu, Pokdakan di Desa Pakem menjadi motor penggerak inovasi. Mereka tidak lagi terpaku pada metode kolam tanah konvensional, melainkan telah banyak mengadopsi teknologi budidaya yang lebih intensif dan efisien. Salah satu yang paling populer ialah penggunaan kolam terpal bundar dengan sistem bioflok. Sistem ini memungkinkan pemeliharaan ikan dengan padat tebar yang jauh lebih tinggi, menghemat penggunaan air karena tidak perlu sering diganti, dan mengubah limbah kotoran ikan menjadi pakan alami yang kaya protein."Dulu kami hanya mengandalkan sawah, hasilnya setahun dua atau tiga kali. Dengan kolam lele sistem bioflok ini, dalam 2.5 hingga 3 bulan kami sudah bisa panen. Airnya juga irit, jadi tidak mengganggu pasokan untuk sawah. Ini benar-benar menjadi tambahan penghasilan yang sangat membantu ekonomi keluarga," tutur seorang anggota Pokdakan di Desa Pakem.
Dari Kolam ke Dapur: Geliat UMKM Olahan Ikan
Inovasi di Desa Pakem tidak berhenti di kolam. Warga, khususnya kaum ibu yang tergabung dalam kelompok PKK, telah berhasil membangun rantai nilai dengan mengembangkan berbagai produk olahan ikan. Ketika panen melimpah dan harga jual ikan segar di pasaran sedang turun, mereka tidak lagi khawatir. Hasil panen diolah menjadi produk bernilai jual lebih tinggi dan memiliki daya simpan lebih lama.Berbagai produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis ikan lele mulai bermunculan dari dapur-dapur rumah warga di Desa Pakem. Beberapa produk unggulan yang telah dikenal antara lain abon lele, keripik kulit lele, nugget lele, serta lele bumbu siap goreng yang dikemas secara higienis dan modern. Geliat UMKM ini tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan menjadi wujud nyata pemberdayaan perempuan di desa. Produk-produk ini dipasarkan secara lokal, melalui media sosial, dan bahkan sudah mulai merambah toko-toko oleh-oleh di pusat kota.
Pertanian Padi: Fondasi yang Tetap Dipegang Teguh
Meskipun sektor perikanan berkembang pesat, masyarakat Desa Pakem tidak pernah meninggalkan akar mereka sebagai masyarakat agraris. Pertanian padi tetap menjadi fondasi utama yang dipegang teguh. Sawah-sawah yang terhampar luas terus diolah dengan tekun, memastikan ketersediaan pangan pokok bagi warga dan menjaga stabilitas ekonomi desa.Sinergi antara pertanian dan perikanan berjalan dengan sangat baik. Air dari saluran irigasi yang sama dimanfaatkan untuk mengairi sawah dan mengisi kolam. Pengetahuan warga tentang musim dan pengelolaan air yang telah terasah selama bertahun-tahun di sawah, kini diterapkan untuk mendukung keberhasilan budidaya ikan. Sinergi ini menciptakan model ketahanan pangan yang ideal, di mana sawah menghasilkan karbohidrat dan kolam menghasilkan protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk gizi masyarakat.
Tantangan dan Prospek Cerah Ekonomi Biru-Hijau
Perjalanan inovasi Desa Pakem tentu tidak lepas dari tantangan. Di sektor perikanan, tantangan utama ialah tingginya harga pakan pabrikan yang menjadi komponen biaya terbesar. Selain itu, manajemen penyakit pada sistem budidaya intensif dan akses pasar yang lebih luas menjadi pekerjaan rumah yang harus terus diatasi. Pengelolaan limbah air kolam saat panen juga perlu diperhatikan agar tidak mencemari lingkungan.Namun prospek masa depan desa ini terlihat sangat cerah. Beberapa peluang yang dapat dikembangkan antara lain:
Pengembangan Pakan Ikan Mandiri: Mendorong inovasi untuk menciptakan pakan alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan, misalnya dengan budidaya maggot (BSF) yang dapat mengolah sampah organik.
Branding "Kampung Lele Pakem": Membangun citra desa sebagai pusat budidaya dan olahan lele, yang dapat dikembangkan menjadi destinasi agrowisata edukatif.
Penguatan Pemasaran Digital: Meningkatkan kapasitas UMKM dalam pemasaran online untuk menjangkau konsumen yang lebih luas di luar daerah.
Koperasi Desa: Membentuk koperasi yang dapat memfasilitasi kebutuhan pakan, permodalan, dan pemasaran hasil panen secara lebih terstruktur dan menguntungkan bagi anggota.
Penutup
Desa Pakem, Kecamatan Gebang, telah menunjukkan bahwa inovasi dapat lahir dari rahim komunitas pedesaan. Dengan memegang teguh pakem agrarisnya sambil berani membuka lembaran baru di bidang perikanan, desa ini berhasil menciptakan model pembangunan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Kisah Desa Pakem memberikan pelajaran berharga bahwa diversifikasi usaha, adopsi teknologi tepat guna, dan kekuatan kelembagaan kelompok merupakan kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan menghadapi tantangan masa depan. Desa ini tidak lagi hanya sebuah titik di peta, tetapi sebuah pusat inspirasi bagi pengembangan ekonomi desa.